Wednesday, March 13, 2019

KOMUNIKASI PEMBELAJARAN TERKAIT BERITA HOAX


Jokowi Akan Hapus Pendidikan Agama Islam Jika Terpilih Kembali Jadi Presiden




Debunk ini berisi bantahan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan terkait informasi berupa video seorang wanita yang menyebut bahwa Jokowi akan menghapus pendidikan agama di sekolah jika kembali terpilih menjadi Presiden. Mendikbud Muhadjir Effendy membantah bahwa mata pelajaran Agama Islam akan dihapus jika Jokowi terpilih sebagai presiden untuk periode kedua.
======
[KATEGORI]: FACBRICATED CONTENT / HOAKS
======
[SUMBER]: MEDIA SOSIAL
======
[NARASI]:
“Bukannya kita mau ini, kalau kita memilih Prabowo itu kan kita pikirkan nasib agama kita anak-anak kita, walaupun kitanya tidak menikmati, 5 tahun 10 tahun yang akan datang ini, apakah kita mau kalau pelajaran agama di sekolah dihapuskan oleh Jokowi bersama menteri-menterinya,”
[PENJELASAN]:
Baru-baru ini, beredar sebuah video berudurasi 45 detik yang heboh di media sosial. dalam video itu menampilkan seorang perempuan yang diduga melakukan kampanye hitam dengan mengatakan bahwa pelajaran Agama Islam akan dihapus jika Presiden Joko Widodo kembai terpilih pada periode 2019-2024.
Dalam video tersebut, wanita paruh baya ini terlihat mengenakan baju berlogo salah satu Partai tengah melakukan sosialisasi kampanye terhadap masyarakat.


Menanggapi video yang beredar itu, melansir dari kompas.com, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan pihak Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) RI memberikan penjelasan atas kampanye hitam ini.
Mendikbud Muhadjir Effendy membantah bahwa mata pelajaran Agama Islam akan dihapus jika Jokowi terpilih sebagai presiden untuk periode kedua.
“Tidak benar itu, Enggak ada penghapusan. Tidak mungkin itu. Bahkan ada rencana membuat UU Pondok Pesantren. Berarti kan kuat,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Muhadjir menyebut beredarnya kabar hoax penghapusan pelajaran agama di sekolah sudah beredar sejak 2017. Menurut Muhadjir, isu tersebut berawal dalam rapat bersama Komisi X DPR. Saat itu ia memaparkan terkait program penguatan pendidikan karakter atau TPPK yang ada di Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah.
“Dalam pelaksanaannya sekolah-sekolah dibolehkan atau dianjurkan menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan keagamaan di luar sekolah, terutama dalam rangka penguatan karakter religius siswa. Jadi kerja sama itu tidak dimaksudkan untuk menghapus pelajaran agama di sekolah, justru untuk memperkuat keberadaan pelajaran agama di sekolah,” ungkapnya.
Tidak hanya Mendikbud, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin juga memastikan pelajaran Agama Islam tak akan dihapuskan.
“Selaku Menteri Agama, saya menjamin betul bahwa hal itu tidak akan terjadi. Mengapa? Karena Indonesia adalah negara yang sangat agamis yang tidak melepaskan diri dari nilai-nilai agama, apalagi nilai-nilai Islam karena mayoritas bangsa ini adalah Muslim,” kata Lukman di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Sedangkan, menurut Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam Kemenag Kamaruddin Amin, pelajaran agama masih dibutuhkan di Indonesia. Sebab, sejumlah negara di Eropa juga masih membutuhkan pelajaran agama.
“Di negara sekuler seperti Inggris dan sejumlah negara Eropa Barat, bahkan pelajaran agama wajib di sekolah, baik di sekolah yg diselenggarakan oleh pemerintah (public schools) apalagi di sekolah yang diselenggarakan oleh gereja (faith based schools),” ujar Kamaruddin Amin saat dihubungi Kompas.com pada Jumat (8/3/2019).
Ia juga menegaskan bahwa tidak mungkin pendidikan agama dihapus dalam kurikulum sekolah dan madrasah.
“Pendidikan Islam, apalagi di Indonesia, negara bangsa yang dikenal sangat religius, mustahil pelajaran agama dianggap tidak penting, dan akan dihilangkan,” ujar Kamaruddin.
[KESIMPULAN]:
Berdarsarkan klarifikasi dari berbagai pihak terkait video yang beredar luas di media sosial mengenai penghapusan pendidikan Agama Jika Jokowi kembali terpilih menjadi presiden adalah Hoaks atau tidak benar adanya sejauh ini. pasalnya, tidak ada data valid yang disebutkan oleh wanita paruh baya yang berbicara dalam video tersebut dan masuk kedalam ranah opini.
======
REFERENSI:

TUTORIAL MAIL MERGE_ STAIS